FENOMENA EL NINO
El Nino dicirikan dengan naiknya suhu permukaan air
laut (warm phase) di Pasifik bagian Equator .
Fenomena El Nino diawali adanya keadaan yang
anomali dan adanya angin pasat tenggara yang sangatlah kuat mengakibatkan arus
di katulistiwa selatan ikut menguat dikarenakan menguatnya Gyre Subtropikal dan
menyebabkan muka laut akan semakin menurun mengarah timur diakibatkan adanya
akumulasi yang terjadi di tropis barat. Kemudian anomali terus berlanjut
ditambahnya melemahnya angin pasat tenggara mengakibatkan massa air hangat
mengalir dari tropis barat ke timur sebagai gelombang kelvin. Lalu, berbelok
juga ke selatan dan akhirnya sampai di pantai Peru dan Equador dimana disebut
El Nino.
Kemudian massa air hangat itu bergeser ke tengah sampai pada timur tropis pasifik, dan walker circulation pun ikut bergeser mengarah timur ikut dengan posisi massa air yang hangat. Kemudian dari suhu hangat tersebut, itu mengalami evaporasi pada tengah-tengah pasifik, uap air akan naik ke atmosfer dan terjadilah hujan di tropis tengah sampai timur pasifik. Bahkan juga akan terjadi banjir di daerah California, dan akan hujan dari pesisir sampai peru bagian tengah, akan tetapi equador akan mengalami kekeringan.
Efek dari kejadian ini pada wilayah indonesia dan sekitarnya akan memberikan udara di atmosfer yang kering dan akhirnya akan terjadi kemarau yang sangat panjang. Dan sebagian akan wilayah akan mengalami proses gagal panen. Walaupun demikian, terjadi intensitas upwelling yang sangat tinggi di wilayah selatan jawa dan barat sumatera yang akan memberikan efek positif pada wilayah tersebut yaitu perikanan. Akan tetapi, sepanjang fenomena ini terjadi, pesisir peru dan equador akan mengalami kegalauan yang berat dikarenakan upwelling akan berkurang dan air yang hangat akan mengakibatkan kematian pada larva ikan anchovy, ikan ini merupakan makanan dari ikan pelagis
Kemudian massa air hangat itu bergeser ke tengah sampai pada timur tropis pasifik, dan walker circulation pun ikut bergeser mengarah timur ikut dengan posisi massa air yang hangat. Kemudian dari suhu hangat tersebut, itu mengalami evaporasi pada tengah-tengah pasifik, uap air akan naik ke atmosfer dan terjadilah hujan di tropis tengah sampai timur pasifik. Bahkan juga akan terjadi banjir di daerah California, dan akan hujan dari pesisir sampai peru bagian tengah, akan tetapi equador akan mengalami kekeringan.
Efek dari kejadian ini pada wilayah indonesia dan sekitarnya akan memberikan udara di atmosfer yang kering dan akhirnya akan terjadi kemarau yang sangat panjang. Dan sebagian akan wilayah akan mengalami proses gagal panen. Walaupun demikian, terjadi intensitas upwelling yang sangat tinggi di wilayah selatan jawa dan barat sumatera yang akan memberikan efek positif pada wilayah tersebut yaitu perikanan. Akan tetapi, sepanjang fenomena ini terjadi, pesisir peru dan equador akan mengalami kegalauan yang berat dikarenakan upwelling akan berkurang dan air yang hangat akan mengakibatkan kematian pada larva ikan anchovy, ikan ini merupakan makanan dari ikan pelagis
FENOMENA
LA NINA
La Nina merupakan fenomena cuaca skala global dan
mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat. Pada saat terjadi La Nina angin passat timur
yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker
bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak
ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke
atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut
mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim
dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global
- Angin passat timuran menguat
- Sirkulasi Monsoon menguat
- Akumulasi curah hujan berkurang
di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih
dingin dan kering.
- Potensi hujan terdapat di
sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan
Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.
Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia
Gambar 6. Pengaruh La Nina terhadap cuaca di Indonesia
Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian
besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan
terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari
intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang
dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi
oleh fenomena La Nina.
PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim adalah perubahan keadaan cuaca rata-rata dalam jangka panjang atau
perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata. Perubahan iklim terbatas hingga
regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi. Perubahan
iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan temperatur
rerata harian, pola curah hujan dan tinggi muka laut.
Iklim adalah keadaan
rata-rata atmosfer dalam waktu relatif lama (minimal 30 tahun) dan meliputi
wilayah yang luas Iklim diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu.
Klasifikasi iklim yang sering dan umum digunakan adalah iklim matahari. Iklim
matahari menggolongkan wilayah di bumi berdasarkan gerak semu matahari dan
garis lintang. Istilah yang sering dipakai untuk iklim matahari adalah iklim
tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim kutub. Indonesia karena
terletak di wilayah equator maka termasuk ke dalam iklim tropis dimana sinar
matahari melimpah sepanjang tahun.
Dampak Perubahan Iklim di Indonesia :
1. Harga pangan
meningkat
2. Siklus yang tidak
sehat
3. Rusaknya
infrastruktur
4. Berkurangnya sumber
air
5. Meningkatnya
penyakit pernapasan
6. Bencana alam seperti
badai dan cuaca ekstrem
ANOMALI
MUSIM DIINDONESIA
Anomali iklim adalah pergeseran
musim dari rata-rata normalnya. Di Indonesia, musim hujan biasanya terjadi pada
bulan-bulan Oktober sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi pada
bulan-bulan April sampai Oktober khususnya di wilayah-wilayah Sumatra bagian
Selatan, seluruh pulau Jawa, sampai Nusa Tenggara dan Papua bagian selatan.
Artinya pada bulan-bulan tersebut kemungkinan hujan terjadi hampir tiap hari.
Pola
musim di Indonesia yang kita kenal ada 2 yaitu musim hujan dan musim kemarau
dimana musim hujan selalu ditandai dengan pola keadan cuaca basah sedengankan
musim kemarau ditandai dengan pola keadan cuaca panas. Kondisi atmosfer
Indonesia yang demikian karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
El-nino, La-nina, peredaran matahari, suhu permukaan air laut, dan dipole
mode.Tak seperti biasanya di bulan juni selalu terjadinya musim kemarau namun
kenyataanya yang terjadi adalah adanya anomali hujan dimusim kemarau yaitu
terjadinya potensi hujan di atas normal pada bulan tersebut.
Kondisi cuaca akhir-akhir ini
mengalami penyimpangan dari kondisi iklim yang biasa terjadi. Anomali cuaca ini
cenderung mengganggu pertumbuhan tanaman sehingga berpotensi mengakibatkan
gagal panen. Juga menimbulkan beberapa penyakit di tengah masyarakat.
Anomali cuaca menyebabkan musim
kemarau yang terjadi mulai Juni ini, diperkirakan menjadi kemarau basah hingga
September atau Oktober mendatang. Artinya di wilayah indonesia diperkirakan
akan sering terjadi hujan sepanjang musim kemarau ini. Dengan demikian,
ketersediaan air cukup besar dibandingkan musim kemarau normal. kemarau basah maka akan sering terjadi hujan
sporadis. Hujan terjadi tiba-tiba dengan intensitas tinggi. Namun dengan durasi
paling lama sekitar 1 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar